Buddhist Teenz

--- Be Creative, Imaginative, Logical, Happy, Mindful In Dhamma... Happy Buddhist Teenz!!!!---

Teman yang beda agama

Terkadang, dalam kehidupan sosial kita, hubungan pertemanan bisa menjadi hubungan yang sangat menyebalkan. Mulai dari pengkhianatan oleh teman sendiri, ketidakjujuran yang dilakukan oleh mereka, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Dan, terkadang yang sedikit menggangu hubungan pertemanan kita, adalah perbedaan agama yang dirasa cukup siginifikan.

Penyebabnya, bukan dari hubungan pertemanan yang berbeda agama, melainkan dari kecenderungan untuk saling menghina, mengejek, dan tidak adanya toleransi yang lebih yang diperlihatkan oleh mereka.

Bagi kita yang Buddhist, pertemanan menjadi sangat longgar, bila kita merasa terhina oleh perkataan teman-teman kita yang mengejek tentang agama, filsafat agama kita, bahkan tata cara ibadat kita.

Apa sih yang harus kita lakukan sebagai umat Buddha?

Marah, dendam, kesal bukanlah jalan utama untuk memberantas segala rasa itu. masih banyak yang bisa kita lakukan untuk meredam semua hinaan itu.

1. Jelaskan kepada mereka, bahwa agama buddha tidak seperti apa yang mereka katakan, ataupun mereka pikirkan.
Ajaran Buddha, yang berlandaskan akan kebenaran, dan cinta kasih, selalu menekankan untuk beragama yang benar, santun, dan luhur. Tidak pernah, Sang Buddha mengajarkan untuk berdebat dengan suara lantang dan keras untuk membela agama dan keyakinan yang kita anut.
Jelaskanlah kepada mereka, dengan perlahan. jangan menggunakan emosi, tapi gunakanlah nalar dan logika, agama Buddha adalah agama yang menegaskan penggunaan nalar dibandingkan dengan emosi.

2. Jikalau teman kalian ngotot, dan menegaskan bahwa ajaran agam kita salah,
SILENT NOBEL adalah jalan terbaik.

Kita tinggalkan pembicaraan yang panas itu.. untuk mendinginkan suasana sejenak.
Pernyataan yang benar tidak akan masuk dengan mudah jikalau kondisi tidak mendukung sama sekali.

So? Be Happy.........

Don't get angry easier.

Kemarin, saya sedang memposting status di Fb, tentang Chanting Bhante THai yang luar biasa. Teman saya ada yang kurang tahu, membuat lelucon tentang

Bhante = Tante2...

Saya hanya tersenyum melihat itu. Ajahn Brahm, dalam bukunya Membuka Pintu Hati (Sekarang Si Cacing dan kotoran Kesayangannya), mengatakan jangan menjadi emosi, tertawalah bersama mereka, maka engkau tidak akan merasakan emosi sama sekali, tapi justru riang gembira yang engkau dapatkan.

Terkadang, kita tidak boleh marah terhadap orang yang belum tahu suatu tema atau ajaran. Bahkan, jika mereka sudah tahu pun, janganlah engkau marah bila mereka membuat itu jadi guyonan. Sang Buddha tidak pernah marah sedikitpun terhadap setiap gurauan atau cemoohan orang terhadap ajarannya. Sang Buddha hanya tersenyum.

Dalam hal ini, Nalar kita harus bekerja. Dengan perlahan-lahan, kita mengajarkan mereka, atau sekadar memberitahu mereka, bahwa itu salah. Kita jelaskan perlahan-lahan kepada mereka tentang apa yang sebenarnya... Dengan perlahan-lahan. Pasti, mereka akan menerima dengan lapang apa yang kita ajarkan. Dan, menerimanya dengan senang hati.

Jikalau mereka masih menentang, janganlah dipaksa. Biarkanlah berlalu. Waktulah yang akan menyadarkan mereka.

Gue diejek penyembah berhala?????

Hai... Kalyani..Kalyani ku yang ganteng2 n cakep2...


Bagaimana hari mu ini? Jgan pernah sebut jelek!! Sebutlah baik!!! Dan, gue harap jga begitu...

Nah... Pasti lu orang udh sering denger judul ini. bahkan, sebagai umat Buddha, kuping dan hati lu orang pasti udah tebal, dan tahan mental menghadapi kata-kata ini.

Nah, apakah kita harus marah? Emang ada untungnya dari lu marah? NGGAK ADA!!! Gue copy kata2 Bondan Prakoso @ Fade 2 Black : Ya Sudahlah.

Kita telusuri aja dari sejarah. Bahkan, jaman Sang Buddha pun, Sang Buddha dan ajarannya sudah dihina-hina. Bahkan Sang Buddha sendiri difitnah telah menghamili salah satu perempuan. Tapi, yah, namanya Big Boss kita, nggak marah. HANYA SMILE.

Kita harus pakai akal sehat kalau mau menolak segala prasangka buruk mereka. Jangan dengan emosi.

Kita analogikan dengan, upacara bendera kebangsaan kita.

Setiap senin, kita harus menghormat kepada kain merah putih yang berkibat di atas tiang hitam atau abu-abu itu. Dengan panas menyengat, dan hanya topi yang menutupi wajah kita, kita mengangkat tangan kita tepat di dahi kita, lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya yang membuat hati meringis dan tubuh bergetar. Kita TIDAK BOLEH menurunkan tangan kita sebelum lagu itu selesai disenandungkan. KENAPA?


KARENA UPACARA MELAMBANGKAN RASA TERIMA KASIH KITA KEPADA PARA PEJUANG BANGSA DAN NEGARA INI, YANG TELAH MENGORBANKAN HARTA, NYAWA, TAHTA MEREKA UNTUK NEGERI KITA INI!!! NGGAK ADA YANG LAIN.


SO? Kita kembali lagi ke Sang Buddha. Sang Buddha, guru Agung, yang ajaran-Nya semakin lama, semakin mendekati fakta yang ada. Ajaran yang tidak memaksa, namun hanya menganjurkan. Ajaran yang tidak pernah mengangkat pisau, belati, senjata api, atau alat-alat kekerasan apapun itu dalam penyebarannya. Ajaran yang membawa kedamaian, yang terpancar dari senyumnya yang indah.


Kita menghormati DIA beserta ajaran-Nya yang agung mulia. Kita menghormati, tatkala perjuangannya dalam mencari obat kebenaran, obat-anti penderitaan. Apakah salah?


Lagipula, Patung ini dibuat, BUKAN ATAS INSTRUKSI LANGSUNG DARI SANG BUDDHA. Patung ini dibuat oleh para umat Buddha, yang terinspirasi untuk membuat perwujudan/ perlambangan Buddha yang agung dan Mulia.

So? Kalyani-Kalyani??? Ada yang salah???????



About this blog

Mengenai Saya

Saya....???? Hm.... Saya hanya lah remaja Buddhis, yang mencoba menjadi eksis dan agak sedikit kritis, dengan menerbitkan blog yang menjadi sarana konsultasi teman-teman remaja Buddhis, yang sedang mengalami masa kritis dalam dunia remaja yang super dinamis... Mulai dari agama, pacaran, ortu, sosial, yah.. gitu-gitu deh.... Jangan takut untuk bercerita apapun itu.. Let it Flow, Guys!!! (Biasanya yg gabung blog ini, dipanggil kalyani)

Pengikut

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog